Prasangka, Diskriminasi dan Integrasi Masyarakat
Ø Prasangka
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium,yang
pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut: Semula
diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar
pengalaman yang lalu. Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan
keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa
atau tidak matang. Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan
unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil
tersebut.
Ø Diskriminasi
Diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu
secara berbeda dengan berdasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau
karakteristik yang lain. Diskriminasi merupakan perilaku prejudice yang
dilakukan secara nyata.
Ø Integrasi Masyarakat
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh
anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan
masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan
persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang
sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi
dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat secara
keseluruhan.
Prasangka dan Diskriminasi
Seseorang yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak
diskriminatif terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi dapat pula orang
bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka,dan sebaliknya.
Prasangka menunjukkan pada sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
Dalam konteks rasial,prasangka diartikan “suatu sikap
terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terbentuk terlalu
cepat tanpa suatu induksi”. Dalam hal ini terkandung ketidakadilan
dalam arti sikap yang diambilnya dari beberapa pengalaman. Dalam
menghadapi objek prasangka akan bersikap tidak toleran,menyorotnya tidak
dari keunikan objek prasangka, tetapi dari kelompok etnis mana individu
tergolong.
Prasangka dan Integrasi Masyarakat
Integrasi masyrakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka
yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi dan
tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
integrasi pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau
mengurangi prasangka. Dalam memahami integrasi masyarakat juga ada
integrasi nasional yang sama- sama menyangkut masalah struktur. Menurut
Ernest Renan, untuk terciptanya integrasi nasional perlu adanya satu
jiwa, satu azas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk
dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat
masa depan. Berikut merupakan 4 sistem yang dapat mengurangi konflik
akibat prasangka, yaitu:
1. System budaya seperti nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945
2. Sistem sosial seperti kolektif- kolektif sosial dalam segala bidang
3. System kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan(
persepsi ), perasaan, pola- pola penilaian yang dianggap pola-pola
keIndonesiaan.
4. System organic jasmaniah dimana nasional tidak berdasarkan atas persamaan ras.
Sebab-sebab Terjadinya Prasangka
Menurut Gordon Allport(1958) ada lima pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
a. Pendekatan Historis Pendekatan ini didasarkan atas teori
pertentangan kelas yaitu menyalahkan kelas rendah.Sementara mereka yang
tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap
kelas rendah.
b. Pendekatan Sosiokultural dan Situasional Pendekatan ini ditekankan
pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka,yang dapat di
bagi menjadi:
- Mobilitas sosial
- Konflik antar kelompok
- Stigma perkantoran
- Sosialisasi
c. Pendekatan kepribadian Teori ini menekankan pada faktor kepribadian
sebagai penyebab prasangka,disebut dengan teori”frustasi agresi”( J.
Dollard dan N. Miller). Menurut teori ini kadaan frustasi merupakan
kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif,dimana frustasi
muncul dalam kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh atasan(status
yang lebih tinggi).
d. Pendekatan Fenomenologis Pendekatan ini ditekankan pada bagaimana
individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya sehingga
persepsilah yang menyebabkan prasangka. e. Pendekatan Naive
Pendekatan ini menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti obyek
prasangka, dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Mengatasi atau Mengurangi Prasangka
Untuk mengurangi atau mengatasi prasangka dilakukan dengan perbaikan
kondisi sosial ekonomi, melalui pendidikan anak, melakukan interaksi
yang lebih intensif antara masing-masing kelompok dan harus memenuhi
setidaknya empat syarat berikut:
- Adanya dukungan sosial dan institusional Dukungan diberikan oleh pihak otoritas yang berwenang ,dalam hal ini bisa pemerintah ,sekolah,orang tua,dan lain-lain.Otoritas biasanya berada dalam posisibisa memberi sanksi.
- Ada potensi saling mengenal Hubungan antar etnik yang memungkinkan saling mengenal secara pribadi antar anggota kelompok yang berlainan bisa mengurangi prasangka .Hubungan itu mesti dalam wktu yang cukup dengan frekuensi yang tinggidan adanya kedekatan yang memungkinkan peluang membangun hubungan erat dan bermakna antar anggota kelompok yang berkaitan.
- Adanya status yang setara antara pihak-pihak yang berinterksi Jika satu kelompok lebih dominandibanding kelompok lain,maka interaksi antar kelompokbelum tentu dapat mengurangi prasangka.
- Adanya kerjasama.
Sumber : http://singgihadiwijaya123.blogspot.co.id/2016/01/prasangka-diskriminasi-dan-integrasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar