PENELITIAN ILMIAH
- PENGERTIAN
KARYA TULIS ILMIAH
Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan
ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu,
atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan
memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten.
Menurut Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya
tulis ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat
disebut ilmiah apabila memenuhi tiga syarat, yakni :
- Isi
kajiannya berada pada lingkup pengetahuan
ilmiah.
- Menggunakan
metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.
- Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu
tulisan keilmuan.
Selanjutnya, yang dimaksud pengetahuan ilmiah adalah segala sesuatu yang kita
ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (Kemeny dalam The
Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”.
Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan suatu
kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang Gie,
1997).
Selanjutnya berpikir ilmiah mengandung makna bahwa
orang yang berpikir ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis
dalam menghadapi fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan
metode ilmiah berarti bahwa ilmu
pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan struktur yang
rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam
kegiatan ilmiah tercermin adanya proses kerja
yang menggunakan
metode keilmuan yang ditandai dengan adanya argumentasi teoritik yang benar,
sahih dan relevan, serta dukungan fakta empirik. Di samping itu
juga ada analisis kajian yang
mempertautkan antara
argumentasi teoretik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji. Kegiatan
ilmiah dapat berupa : (1) Penelitian (research),
(2) Pengembangan (development), dan
(3) Evaluasi (evaluation)
2. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH
Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya
meliputi empat tahapan, yaitu :
- Perumusan
Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu pemasalahan.
artikel. Dari permasalahan ini kita bisa menelorkan suatu tema atau topik yang
lebih spesifik yang
bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Kemudian dari topik ini dapat
diangkat suatu judul artikel.
Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang
mengitari kehidupan kita seperti permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan,
lingkungan hidup, sosialisasi politik, suksesi kepemimpinan nasional,
ketergantungan di bidang teknologi, dampak negatif proses industrialisasi, dan
masih banyak yang lain lagi. Kita bisa memilih salah satu atau beberapa
permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai topik penulisan artikel. Untuk
memilih permasalahan tersebut, kita
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1)
Permasalahannya yang actual dan up to date (‘hangat”
dan “menggigit”), sehingga menarik
perhatian pembaca.
2)
Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang
kita tekuni, sehingga kita lebih mudah untuk memper-tanggung-jawabkannya secara ilmiah.
3)
Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam
masyarakat, dan perlu segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya
mengalami kesulitan untuk mencari masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya
berjalan tanpa ada masalah. Padahal, kalau kita mau merenung, banyak sekali
masalah yang cukup menarik untuk ditulis. Permasalahan bisa kita temukan dari
pengalaman maupun teori-teori. Apabila sulit mencari permasalahan, langkah yang
perlu dilakukan adalah :
a)
Bacalah teori dari
berbagai b uku dan sumber sebanyak
mungkin.
b)
Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis
b) Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita.
Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa
mengembangkan intuisi yang kita miliki sehingga akhirnya kita memiliki tingkat
kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap berbagai fenomena dan regularitas
sosial budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.
b. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan
jawaban sementara terhada masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita
lakukan agar kita bisa menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang
kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus
dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama
hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah
kita agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya
memecahkan permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
c.
Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah
ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung data-data yang
memadai. Data yang kita ambil bisa data
kuantitatif
maupun kualitatif, sesuai dengan kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer, data sekunder pun
bisa kita gunakan. Dalam langkah ini kita perlu menganggap bahwa pendapat
orang, hukum-hukum yang telah mapan, dan juga
teori-teori yang ada bisa kita perlakukan sebagai data yang bisa
mendukung atau membantah hipotesis yang kita ajukan.
Kalau
kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka akan terasa bahwa
artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh. Di samping itu
hasil karya tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik untuk dibaca.
Seandainya karya tulis itu akan digunakan sebagai landasan pengambilan
kebijakan, maka pengambil kebijakan akan mendapatkan landasan yang lebih
akurat.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak pembahasan,
sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah
hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Untuk bisa melakukan pembahasan
dengan akurat, kita sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita. Dengan berbuat demikian
berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi diri kita
sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita,
memberikan saran atau himbauan,
sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
Ke empat langkah di atas itulah yang
perlu kita pegang dalam mengembangkan gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian, hal yang perlu
juga diperhatikan
ialah bahwa susunan dan sistematikanya tidak harus eksplisit. Bahkan jangan
sekali-kali mengeksplisitkan empat langkah tersebut dalam karya tulis ilmiah
(papaer/makalah/artikel), karena justru akan mengganggu pembaca dalam memahami inti karya tulis tersebut.
Masing-masing
langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai subbahasan. Susunlah sistematika artikel seluwes mungkin.
Namun, dari sistematika itu, yang penting kita harus memiliki dan melakukan empat
langkah itu secara implisit entah
pada pokok bahasan mana saja asalkan masih logis dilihat dari
kronologisnya.
3. JENIS-JENIS KARYA TULIS
ILMIAH
Karya tulis/karya
ilmiah di bidang pendidikan, sesuai dengan Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka
kreditnya menurut Suhardjono, (1995) dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
NO.
|
JENIS
KARYA TULIS ILMIAH
|
PENGELOMPOKAN
KARYA
TULIS ILMIAH
|
1
|
Karya (tulis )
ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang
pendidikan Laporan kegiatan ilmiah
|
Laporan Kegiatan ilmiah
|
2
|
Karya tulis
atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri
dalam pendidikan, Tulisan Ilmiah
|
Tulisan Ilmiah
|
3
|
Tulisan ilmiah
popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media
massa
|
4
|
Prasarana yang
berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan
ilmiah
|
5
|
Buku pelajaran atau modul buku
|
Buku
|
6
|
Diktat
pelajaran
|
7
|
Karya
penerjemah buku pelajaran / karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
|
Sumber: Suhardjono, 1995.Tabel di atas menunjukkan adanya berbagai
jenis karya ilmiah, namun di dalam tulisan inihanya akan dibahas secara
sekilas tentang karya tulis ilmiah yang berbentuk makalah, paper, artikel ilmiah, serta buku
(modul dan diktat/buku teks).
a. MAKALAH, PAPER DAN ARTIKEL ILMIAH
1) Pengertian Makalah,
Paper, dan Artikel Ilmiah
Makalah merupakan naskah yang sistematik
dan utuh yang berupa garis-garis besar (outlines) mengenai
suatu masalah, dan ditulis dengan pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan tertentu, baik itu menguraikan pendapat, gagasan
maupun pembahasan dalam rangka pemecahan masalah tersebut.
Paper, adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan
para akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya
sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3)
Artikel ilmiah, adalah sebutan khusus untuk makalah yang mengalami variasi dan adaptasi tertentu, yang dipublikasikan melalui
suatu jurnal ilmiah atau penerbitan khusus lain, tanpa meninggalkan prinsip dari
struktur, format, sistematika dan isi makalah ilmiah.
2) Format Makalah/Paper/Artikel
Format
dasar dan umum dari makalah dengan
sistematika pokok, diantaranya meliptui:
a.
Judul
b.
Pendahuluan/Latar
Belakang Masalah
c.
Permasalahan/ Rumusan
Masalah
d.
Kajian Teori
e.
Pembahasan
f.
Kesimpulan
g.
Saran
h.
Penutup
i.
Daftar Pustaka
Satu hal yang
sangat penting untuk selalu diingat ialah: segeralah
menulis di saat permasalahan ditemukan. Kalau
permasalahan tersebut tidak segera ditulis
akibatnya akan semakin kabur dan lama-lama
hilang. Akhimya kegiatan menulis
karya ilmiah menjadi terkatung-katung lagi. Alangkah baiknya menginventarisir banyak permasalahan. Dari
inventarisasi itu, pilihlah satu atau
dua yang memiliki daya tarik paling kuat, kemudian kembangkan dua
atau tiga buah topik yang bisa dibahas menjadi sebuah tulisan ilmiah.
Kalau topiknya
telah dirumuskan, maka bangunlah kisi-kisi (outline) pembahasannya
untuk masing-masing topik. Dari
kisi-kisi itu akan kita lahirkan secara detail pembahasan yang bisa
mengikuti pendekatan ilmiah seperti yang telah
kita kemukakan di muka. Dalam membangun kisi-kisi itu harus memperhatikan alur pikir dan logika yang runtut dan
sistematis. Jangan sampai memiliki outline
yang logikanya
melompat-lompat, apalagi jungkir balik.
b. BUKU
Buku merupakan karya tulis yang dapat berupa modul, buku pelajaran, diktat maupun karya terjemahan. Sebagai
karya ilmiah, kerangka sajian isi buku harus memiliki kebenaran
ilmiah. Di samping itu, buku diharapkan menarik dan mudah dipahami oleh pembaca, serta yang
paling penting adalah bermanfaat untuk memecahkan masalah kehidupan masyarakat.
Berikut ini disajikan perihal modul dan diktat/buku teks.
1. Modul
Menurut Suharjono (1995), modul merupakan materi yang
disusun dan disajikan secara tertulis
sedemikian rupa sehingga pembaca diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut, dengan tujuan sebagai
bahan pembelajaran mandiri siswa. Sementara itu menurut Rusell dalam Suharjono (1995), modul merupakan
suatu paket pembelajaran berkaitan dengan unit pelajaran (subject matter) terkecil memuat sebuah konsep tunggal. Sebuah modul merupakan upaya untuk membelajarkan siswa secara individual dalam
rangka meningkatkan kemampuan
siswa menguasai satu unit pelajaran sebelum pindah ke unit yang lainnya. Selanjutnya menurut Panduan
Operasional Penulisan Modul, Universitas
Terbuka, format modul
adalah sistematika penyajian materi dan proses
belajar mata kuliah yang isinya
mencakup tinjauan mata kuliah, sajian materi masing-masing
modul, daftar kata-kata sulit, dan daftar pustaka. Sajian materi modul mencakup Pendahuluan, Kegiatan Belajar (KB),
Rampungan tes formatif setiap KB, dan Kunci jawaban tes formatif.
Supriyatno (2001: 10) mengemukakan
manfaat/kelebihan modul antara lain: (1) Memungkinkan penyajian pembelajaran
yang seragam pada kelas besar, namun
landasan belajar secara individual lebih tinggi; (2) Adanya fleksibitas
bagi sisa dan guru
untuk pembelajaran unit kecil pelajaran yang dapat disusun dalam suatu
format
yang beraneka-ragam; (3) Menyiapkan
kebebasan siswa yang maksimal dalam belajar secara independen; (4)
Menyiapkan partisipasi aktif siswa; (5) Bila digunakan secara baik,
membebaskan
guru mengajar materi yang sama secara
berulang-ulang dalam suatu kelas; dan
(6) Dapat dirancang untuk membangkitkan interaksi antarsiswa dalam
belajar.
Kerangka Isi Modul menurut PPPG adalah sebagai berikut :
Pendahuluan
Deskripsi Singkat materi
Relevansi
Tujuan Pembelajaran
Penyajian
Judul kegiatan belajar
Petunjuk belajar
Uraian materi
Latihan / Tugas
Rangkuman
Penutup
Tes Formatif
Kunci Jawaban
Umpan balik dan Tindakan lanjut
|
b. Diktat / Buku Teks
Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau
bidang studi yang dipersiapkan guru
untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran / bidang studi yang disampaikannya dalam proses
pembelajaran. Biasanya diktat hanya diedarkan dalam lingkup terbatas.
Greene dan Pretty dalam Supriyatno (2001) merumuskan
beberapa fungsi buku teks sebagai berikut :
1) Mencerminkan suatu sudut pandang mengenai pengajaran
serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.
2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject
matter yang kaya, mudah dibaca dan variasi sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.
3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan betahap
mengenai ketrampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam
komunikasi.
4) Menyajikan secara bersama–sama dengan buku manual yang
mendampinginya yaitu metode dan sarana pembelajaran untuk memotivasi siswa.
5) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang
perlu dan sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis.
6) Menyajikan bahan/sarana belajar, evaluasi dan remendial
yang serasi dan efektif.
Penyusunan diktat
/ buku teks hendaknya relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku,
serta mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, penyusunan diktat / buku teks
hendaknya memenuhi criteria tertentu. Menurut Tarigan (1989), kriteria yang
dapat digunakan dalam penyusunan diktat/buku teks adalah sebagai berikut
1) Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip dan sudut
pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks tersebut secara keseluruhan.
2) Konsep yang digunakan harus jelas sehingga tidak terjadi
salah pengertian dan pemahaman dalam menangkap makna konsep tersebut.
3) Relevan dengan kurikulum, terutama apabila buku teks
tersebut digunakan untuk konsumsi sekolah.
4) Menarik minat siswa sebagai pemakai buku teks tersebut.
5) Menumbuhkan motivasi bagi siswa yang menyenangi dan mau
mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut.
6) Menstimulasi, menantang, dan menggairahkan aktivitas
siswa.
7) Memliki Ilustrasi yang menarik yang sangat diperlukan guna
memberikan daya tarik bagi pembacanya
8) Komunikatif, yaitu mudah dimengerti dan dipahami oleh
pemakainya.
9) Menunjang mata pelajaran yang lain
10) Menghargai perbedaan individu
11) Memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
sumber : http://singgihadiwijaya123.blogspot.co.id/2016/01/penelitian-ilmiah.html